PERTUMBUHAN
DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN
1. Perkecambahan
Perkecambahan
merupakan proses pertumbuhan dan perkembangan embbrio. Hasil perkecambahan ini
adalah munculnya tumbuhan kecil dari dalam biji.
Berdasarkan
letak kotiledon pada saat berkecambah , di kenal dua macam tipe perkecambahan
yaitu :
a. Epigeal
Pada perkecambahan secara epigeal, terjadi
pembentangan ruas batang di bawah hipokotil (daun lembaga) sehingga hipokotil
dan kotiledon terangkat ke atas tanah. Perkecambahan hipokotil dapat ditemukan
pada Phaseolus radiates (kacang hijau).
Perkenambahan
epigeal pada kacang hijau
|
b. Hipogeal
Berbeda dengan epigeal, hipogeal adalah perkecambahan yang terjadi di bawah
tanah. Perkecambah dimulai dengan pembentangan ruas batang teratas (epikotil)
yang menyebabkan daun lembaga ikut tertarik ke atas tanah dan hipokotil tetap
di dalam tanah. Perkecambahan hipokotil dapat ditemukan pada tanaman Pisum
sativum (biji kacang kapri).
Perkecambahan
hipogeal
|
2. Pertumbuhan (growth)
Pertumbuhan
merupakan proses penambahan ukuran
(volume, massa, tinggi, atau panjang) yang permanen dan bersifat tidak baik
(irreversibel), biasanya juga terjadi penambahan komponen-komponen yang
bersifat padat, meningkatnya berat kering, dan jumlah sitoplasma. Pertumbuhan
bersifat kuantitatif, artinya dapat dinyatakan dengan satuan bilangan.
3. Perkembangan (development)
Pertumbuhan
dalam bentuk dan kompleksitas yang teradi selama pertumbuhan, dan merupakan
proses menuju kelewasaan pada makhluk hidup. Proses ini bersifat kualitatif,
artinya tidak dapat dinyatakan dengan bilangan dan pertumbuhan di tandai dengan
memiliki alat kelamin.
4. Faktor –faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan yaitu
:
A. Faktor luar
Faktor luar adalah materi atau hal-hal yang terdapat
diluar tanaman yang berdampak pada tanaman itu, baik secara langsung ataupun
tidak langsung. Termasuk ke dalam faktor luar adalah cahaya, temperatur, air,
garam-garam mineral, iklim, gravitasi bumi, dan lain-lain.
1. Nutrisi
Nutrisi merupaka bahan baku utama bagi
organisme untuk proses perumbuhan dan perkembangn. Pertambahan massa yang
terjadi energi yang di pakai dalam pertumbuhan. Semuanya berasal dari nutrisi ,
air, serta gas CO2 melalui proses fotosintesis dan metabolisme
secara umum.
Nutrien
|
Bentuk yang tersedia
|
Fungsi utama
|
Gejala kekurangan
|
Mikronutrien
|
|||
Carbon (C)
|
CO2 (udara)
|
penyusun bahan organik (karbohidrat,
lemak, protein, enzim, dan turunannya)
|
pertumbuhan dan metabolisme terhambat,
akhirnya mati
|
Hidrogen (H)
|
H2O (air)
|
penyusun bahan organik (karbohidrat,
lemak, protein, enzim, dan turunannya)
|
pertumbuhan dan metabolisme terhambat,
akhirnya mati
|
Oksigen (O)
|
O2 (udara), H2O
(air)
|
penyusun bahan organik (karbohidrat,
lemak, protein, enzim, dan turunannya)
|
pertumbuhan dan metabolisme terhambat,
akhirnya mati
|
Fosforus (F)
|
H2PO4-,
HPO42-
|
penyusun asam nukleat, fosfolipid
membran sel, ATP, NADP, koenzim
|
pertumbuhan terhambat, daun berwarna
hijau tua , daun berbercak kemerahan, ada bagian yang mati
|
Kalium (K)
|
K+
|
kofaktor atau aktifator enzim dalam
sintesis protein dan metabolisme karbohidrat, untuk menjaga keseimbangan ion
|
perubahan karbohidrat terhambat, daun
bercak-bercak kuning
|
Nitrogen (N)
|
NO3-, NH4+
dari tanah
|
penyusun asam amino , protein, asam
nukleat, klorofil, hormon, dan enzim
|
pertumbuhan terhambat, daun pucat dan
kuning
|
Sulfur (S)
|
SO42-
|
penyusun asam amino sistein dan
metionin, koenzim-A dan beberapa vitamin : tiamin dan biotin
|
daun mengalami klorosis (menguning)
|
Kalsium (Ca)
|
Ca2+
|
menjaga permeabilitas membran, membentuk
garam asam pektat dalam lamela tengah, kofaktor enzim dalam metabolisme
karbohidrat
|
pertumbuhan terhamabat, klorosis,
gangguan aktivitas meristem ujung, dan akhirnya mati
|
Magnesium (Mg)
|
Mg2+
|
penyusun klorofil dan kofaktor enzim
dalam metabolisme karbohidtrat
|
klorosis dari batang bawah dan dari
ujung daun , pucat, lalu mati
|
Mikronutrien
|
|||
Besi (fe)
|
Fe3+, Fe2+
|
berperan dalam pembentukan klorofil ;
merupakan komponen penting enzim sitokron, peroksidase, dan katalase
|
klorosis , daun menjadi kuning, pucat
dan mati
|
Boron (B)
|
BO3-, B4072-
|
berperan dalam translokasi glukosa
|
ujung batang mengering dan daun rusak
|
Mangan (Mn) Molibdenum (Mo)
|
Mn2+, MoO42-
|
komponen enzim yang mereduksi nitrat
menjadi nitrit, penting untuk fikasasi N pada bakteri
|
pertumbuhan terhambat
|
Zink (Zn)
|
Zn2+
|
dibutuhkan dalam sintesis triptofan
(prekursor auksin), aktifator beberapa enzim dehidrogenase, dan berperan
dalam sintetis protein
|
ukuran daun dan panjang ruas-ruas
menjadii berkurang
|
Tembaga (Cu)
|
Cu2+
|
berperan dalam transfer elektron di
dalam kloroplas ; komponen enzim yang berperan dalam reaksi redoks
|
daun muda berwarna hijau tua , daun
berguguran
|
Klorin
(Cl)
|
Cl-
|
aktifator fotosintesis dan kesetimbangan
ionik
|
daun layu kemudian klorosis, akar
pendek, dan menebal
|
2. Cahaya
Cahaya
mutlak diperlukan oleh semua tumbuhan hijau untuk melakukan fotosintesis, tetapi pengaruhnya terhadap pertumbuhan perkecambahan tumbuhan adalah
menghambat, karena cahaya dapat menyebabkan terurainya auxin sehingga dapat
menghambat pertumbuhan. Hal ini dapat dibuktikan apabila kita meletakkan dua
kecambah, yang satu di tempat gelap dan yang lain di tempat terang. Dalam
jangka waktu yang sama, kecambah di tempat gelap tumbuh lebih cepat tetapi
tidak normal. Pertumbuhan yang amat cepat di dalam gelap ini disebut etiolasi.
Berdasarkan panjang dan intensitas penyinaran,
tumbuhan dikelompokkan menjadi 3 jenis, yaitu:
·
Tumbuhan berhari pendek (shortday plant) : Berbunga dan berbuah bila periode penyinaran lebih pendek daripada
periode kritis. Contohnya: strawberry, dahlia, aster, dan krisatinum.
·
Tumbuhan berhari panjang (longday plant) : berbunga dan berbuah bila periode penyinaran lebih panjang daripada
periode kritis. Contohnya: bayam selada, gandum, dan kentang.
·
Tumbuhan netral (dayneutral plant) : Tidak dipengaruhi oleh lamanya periode penyinaran. Contoh: mawar, anyer,
dan bunga matahari.
3. Suhu
Secara
umum, suhu akan berpengaruh terhadap kerja enzim. Bila suhu terlalu tinggi,
enzim akan rusak, dan bila suhu terlalu rendah enzim menjadi tidak aktif.
4. Kelembaban atau kadar air
Kelembapan udara mempenagruhi proses penguapan air
yang berhubungan dengan penyerapan nutrien. Jika kelembapan udara rendah,
penguapan akan meningkat sehinggga penyerapan nutrien pun semakin banayk Sampai
pada batas-batas tertentu, makin tinggi kadar air, pertumbuhan akan makin
cepat. Karena lebih banyak kadar air yang diserap dan lebih sedikit yang
diuapkan, akan menyebabkan pembentangan sel-sel, dengan demikian sel-sel lebih
cepat mencapai ukuran maksimalnya.
B. Faktor dalam
Selain faktor genetik, yang termasuk faktor-faktor dalam adalah hormon-hormon
yang terlibat dalam pertumbuhan tanaman. Hormon merupakan substansi yang
dihasilkan oleh tumbuhan, biasanya dalam jumlah yang sangat sedikit yang
berfungsi secara fisiologis mengendalikan arah dan kecepatan tumbuh
bagian-bagian dari tumbuhan.
a. Gen
Gen penentu pertumbuhan dan perkembangan terdapat di dalam sel. Sel
merupakan kesatuan hereditas karena di dalamnya terdapat gen yang bertanggung
jawab dalam pewarisan sifat keturunan. Gen uga berperan sebagai pembawa kode
untuk pembentukan protein, enzim, dan hormon. Informasi genetik pada gen
mengendalikan terbentuknya sifat penampakan secara fisik (fenotip) melalui
interaksinya dengan faktor lingkungan.
b. Hormon
Hormon tumbuhan pertama kali sitemukan oleh ahli botani asal belanda yang
bernama Went pada tahun 1926. Hormon tumbuhan adalah suatu senyawa organik yang
di buat pada suatu bagian tumbuhan dan kemudian di angkut ke bagian lain, yang
dengan konsentrasi rendah menyebabkan suatu dampak fisiologis. Peran hormon
adalah merangsang pertumbuhan, pembelahan sel, pemanjangan sel, dan ada yang
menghambat pertumbuhan.
Hormon
tumbuhan terbagi menjadi beberapa jenis yaitu :
·
Auksin :
Auksin dibentuk oleh ujung batang dan ujung akar. Auksin yang dihasilkan
oleh ujung batang akan mendominasi pertumbuhan batang utama, sehingga
pertumbuhan cabang relatif sedikit. Keadaan ini dikenal dengan istilah
dominansi apikal (apical dominance). Dengan memotong ujung batang, dominansi
apikal akan hilang, sehingga pertumbuhan cabang-cabang batang berjalan dengan
baik. Auksin dapat terurai bila terkena cahaya. Bila suatu koleoptil dikenai
cahaya dari samping, maka bagian koleoptil yang terkena cahaya auksinnya akan
terurai sehingga pertumbuhannya lebih lambat daripada bagian koleoptil yang
tidak terkena cahaya. Akibatnya koleoptil akan tumbuh membelok ke arah
datangnya sinar.
·
Giberelin :
Hormon ini
berfungsi mengatur pemanjangan batang (ruas batang), juga pertumbuhan pucuk dan
pembentukan buah. Secara umum fungsi giberelin adalah untuk merangsang
pertumbuhan meraksasa dan terbentuknya buah tanpa biji (partenokarpi).
·
Sitokinin :
Hormon tumbuhan ini mempengaruhi pertumbuhan, pengaturan pembelahan
sel, dan pemanjangan sel. Konsentrasi sitokinin dan
auksin yang seimbang merupakan hal yang sangat penting dalam pertumbuhan
tanaman. Sitokinin sendiri tampaknya mempunyai peranan dalam memperpanjang usia
jaringan.
·
Asam Absisat (= dormin) :
Asam absisat ditemukan pada umbi-umbian dan biji-biji yang dorman, beberapa
jenis buah-buahan, daun, dan jaringan tumbuhan lain. Secara fungsi asam absisat
adalah mempercepat penuaan daun, merangsang pengguguran daun, dan memperpanjang
masa dormansi (menghambat perkecambahan biji).
·
Gas etilen :
Buah yang sudah tua menghasilkan gas etilen yang dianggap sebagai hormon
yang dapat mempercepat pemasakan buah yang masih mentah. Gas etilen
meningkatkan respirasi sehingga buah yang asalnya keras dan masam, menjadi empuk dan berasa
manis.
·
Kalin:
Kalin adalah hormon yang merangsang pembentukan organ tubuh. Berdasarkan
organ yang dibentuknya, kalin dibedakan atas:
Ø Kaulokalin : merangsang
pembentukan batang
Ø Rhyzokalin : merangsang
pembentukan akar. Sekarang telah diketahui bahwa rhyzokalin identik dengan
vitamin B1 (thiamin)
Ø Filokalin : merangsang pembentukan daun
Ø Antokalin : merangsang
pembentukan bunga
·
Asam traumalin :
Batang atau akar tumbuhan dapat mengalami luka. Tumbuhan memiliki kemampuan
untuk memperbaiki bagian yang luka, disebut daya restitusi atau regenerasi.
Peristiwa ini terjadi dengan bantuan hormon luka atau kambium luka atau asam
traumalin. Lukaluka yang terjadi dapat tertutup kembali dengan membentuk
jaringan kalus dan jaringan yang rusak dapat diganti dengan yang baru. Bahkan
dari luka pada bagian tertentu dari tubuh tumbuhan dapat tumbuh tunas baru.
5. Macam-macam
pertumbuhan
1. Pertumbuhan
primer
Sel-sel
yang bersifat embrionik, yaitu selalu membelah, di sebut sel-sel maristem.
Sel-sel maristem menyebutkan batang dan akar tumbuh memanjang. Proses
pertumbuhan ini di sebut pertumbuhan primer. Pertumbuhann primer batang dapat
di ukur secara kuantitatif dengan akal auksanometer.
Kumpul
sel yang membentuk embrio di sebut jaringan embrional atau jaringan meristem.
Ada
3 bagian penting eembrio yaitu :
a. Tunas
embrionik :
Calon batang dan daun yang nantinya dapat tumbuh dan berkembang
menghasilkan bunga dan buah.
b. Akar
embrionik :
Bakal akal di mana awal pertumbuhan organ pertama yang terbentuk adalah
radikula. Radikula merupakan akar primer yang berasal dari akar embrionik.
c. Kotiledon
:
Kotiledon dan keping cadangan makanan yang cukup untuk pertumbuhan dan
perkembangan embrio hingga terbentuk daun.
Berdasarkan aktivitasnya,
daerah pertumbuhan pada ujung akar di belakang maristem apikal di bedakan
menjadi :
Ø Daerah pembelahan : terdapat di
bagian ujung akar dan di lindungi oleh tudung akar dari kerusakan dan gesekan
di dalam tanah. Sel-selnya sangat aktif mengalami mitosis sehingga dengan cepat
menjadi berlipat ganda .
Ø Daerah perpanjangan : sel terletak
di belakang daerah pembelahan, sel-selnya mengalami penambahan volume sehingga
akan cepat memanjang.
Ø Daerah diferensiasi : sel-sel akan
berdeferensiasi membentuk lapisan epidermis, pembuluh angkut (floem dan xilem )
dan bulu-bulu akar.
2. Pertumbuhan
sekunder
Pertumbuhan
sekunder berlangsung pada tanaman menahun, yaitu tanaman bekayu yang merupakan
pertumbuhan dikotil.
Jaringan kambium memiliki
kemampuan membelah secara mitosis. Sel kambium membelah ke arah luar, akan
membentuk sel floem dan yang dalam tetap sebagai kambium sebaliknya, jika sel
kambium membelahh ke arah dalam, sel akan membentuk xilem dan yang luar tetap
sebagai kambium. Jadi, selama proses pembelahan ini, jaringan kambium tetap di
pertahankan.
Xilem dan floem yang terbentuk
dari aktifitas kambium ini di sebut xilem sekunder dan floem sekunder
Tidak ada komentar:
Posting Komentar